Monday, August 4, 2008
Ngaben Ubud
Summer 2008 merupakan yang pertama kalinya aku bersama keluarga tinggal dan menikmati indahnya Vancouver. Ternyata, hari-hari ini berlalu dengan sangat cepat tanpa meninggalkan bekas sedikitpun. Dan untuk pertama kalinya aku dan keluarga merasakan bahwa kita tidak berada jauh dari rumah. Walaupun sebenarnya sangat jauh di negeri seberang.
Pada Bulan Juli, tepatnya tanggal 19, di tanah kelahiranku ada upacara ngaben masal. Pada ngaben kali ini, ada tiga dari keluargaku yang akan di kremasi (diupacarai). Salah satunya adalah pamanku sendiri. Sebenarnya aku ingin sekali pulang, tapi apa daya, jarak dan tugas yang memang tidak memungkinkan untukku dan keluarga untuk pulang dan mengikiuti upacara tersebut. Untukmu pamanku, aku beserta keluarga hanya bisa medoakan dari peranrauan; semoga engkau mendapatkan tempat yang baik disisiNya.
Sebelum upacara ngaben masal ini, ada pula upacara ngaben besar di keluarga puri Ubud tanggal 15 Juli. Upacara ini dikatakan upacara ngaben terbesar sejak tahun 1979. Ada tiga keluarga Puri yang di aben, yang salah satunya adalah Penglingsir Puri Ubud, Cokorde Gde Agung Suyasa. Bade, Lembu, dan Naga Banda, berdiri megah di depan puri Ubud. Dan sekali lagi, aku gak bisa hadir dan menyaksikan acara besar yang mungkin tidak akan ada lagi di dunia ini. Menurut Cok Wah, anak dari almarhum Cok Suyasa, acara ini anak melibatkan lebih dari 15 000 orang dan menghabiskan biaya Milyaran rupiah. Anak-anak didikku di CW (Cenik Wayah) akan ngayah disana. aku memang sangat merindukan suasana upacara seperti ini. tapi apa daya, aku harus tinggal di Vancouver. Aku hanya bisa medoakan dari sini; Mangdane Ida, Ratu Cokorda Agung polih genah sane becik ring Swargalokha.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment